Peyesalan di Dermaga Kebahagiaan
Saat
ku lihat wajah mu bak embun pagi yang sejuk, matahari mulai tenggelam peraduan
nya, di saaat itu pula sepertinya cerita cinta ku pun akan bertindak demikian,
seharusnya saat itu aku berdiri kedepan mu, menatap wajah mu, menyapa mu, dan
kuisyaratkan cinta. Dada ku ku terlalu deras berdebar bila ku lihat rona merah
di wajah mu dan saat mata kita saling bertemu di kala itu. Ya itu tadi cerita
tentang sebuah kisah dimana aku merasakan getaran cinta. Keterlambatan lagi semenjak
hari itu, selalu melekat pada setiap cerita cinta ku. Berharap akan tak terjadi
hal itu tapi harapan tinggal lah harapan, aku merasa tak berdaya saat ingin ku
lontarkan sebuah kata untuk dia yang menjadi bara asmara ku, alhasil apa yang
kudapat sekarang, seuntai cerita cinta yang hampir sama terjadi berulang selama
3 kali selama hidup ku, semua nya pun memliki sebuah kesamaan yang semakin
membuat hati ini seperti terluka, bak disayat oleh mata belati yang bercampur
kepedihan dan jeritan akan kesengsaraan. Ketika daun kering mulai luruh bayang
mentari letih mengintai, di saat itu pula aku mulai menjelajahi ruang
keheningan.
Di saat ini kutarik nafas dalam dan
bersiap untuk memulai kembali apa yang telah ku putuskan dahulu, dan saat ini
akan ku perbaiki lagi perasaan itu. Mentari mulai terbangun dari peraduan
nya, hari ini ku jalankan sebuah perasaan ku kepada nya. saat aku tak sengaja
bertemu dengannya, enggan menyapa tak tau arah kemana akan kubawa langkah ini,
tatapan kami semakin bersinggungan, seraut simpul senyum abadi terlukis indah
di wajahnya. Hanya mengucapkan setoreh kalimat cinta yang sering kudengarkan
dan kuucapkan disaat aku sedang terpuruk di sebuah lorong kegagalan. Seakan aku
gagap cinta dan tak tahu apakah akan berhasil cerita cinta ini sepertinya belum
usai karena aku masih belum memeberikan bara asmara ku pada nya.
Pilihan
itu sepenuhnya berada ditangan kita, dan tentu terserah garis keputusan Tuhan
Yang Maha Bijaksana.
Komentar
Posting Komentar