Postingan

Jarak dan Rindu yang Menggebu

Jarak adalah hal yang membahagiakan sekaligus menegangkan. Pernah ia mempertemukan kita dalam sebuah cerita yang kitalah lakon utamanya. Aku memulai dengan sapaan renyah, mungkin terlalu terlalu renyah buatmu. Tapi, kala itu mungkin lagi jika aku tak menyapa dengan segala kerenyahannya akankah cerita hari ini terjadi. Ini baru hari ini, mengawali waktu dengan segala mimpi untuk selalu melakoninya berdua denganmu. Jarak menciptakan kata rindu nan lembut ketika diucapkan namuh perih ketika dirasakan oleh insan yang berduka dalam kesendiriannya. Ya, sendiri dibelantara manusia yang tak tau bahwa sejatinya dia ada dan akan selalu ada disana terpinggirkan oleh harapannya sendiri. Apakah jarak selalu salah ataukah ia indah untuk beberapa saat melepas penat dari hiruk pikuk problematika dunia maya dan nyata. Ketika jarak begitu dekat mempertemukan kita, merealisasikan kata rindu yang sesunggunya dan membuatnya indah dengan segala bentuk manipulasinya. Bosan, hadir ketika jarak begitu lelah u

Dua Insan

Gambar
Menapakkan kaki kembali ke tanah pertumbuhan dan perkembangan yang tidak memperkarakan urusan agama sebagai topik utama tetapi disatukan oleh urusan perut yang melilit setiap lapis manusia. Menemui sebuah bangunan tak bergerak namun ukurannya mengecil seiring waktu menggerusnya untuk merunduk tak bertahan akan terpaan zaman. Menemani mereka yang menua di dalamnya, melahirkan insan beradab dan biadab sesuai tuntutan perut yang menggigit pola pikir menandaskan akal budi. Sepagi datang menatap raut bahagia, bukan orangtua namun siapa saja yang kenal dengan dirinya dulu. Ada beberapa kata yang terbaca disana agak menghentakkan rona jiwa mengapa bisa terlahir insan itu. Sepasang wanita muda bertemu dengan pujangga yang mengejar kata cinta darinya setelah bertatap muka untuk pertama kalinya menghamburkan sebuah rasa yang langsung tertuju padanya. Terajutlah kasih yang memunculkan dua manusia baru, murni dari usaha dan Ridho-Nya tanpa kata tak sengaja untuk membuat mereka muncul di dunia. Sam

Damai Bersenandung

Gambar
Malam menggumam, memanja rasa yang sempat terpenjara. Dihadang sejuta rimba kebimbangan, gelisah, goyah tanpa arah atau lebih tepatnya mengarahkannya kelain waktu untuk menemuinya kala tiba suatu masa. Diam tak berucap mengheningkan segala rindu yang andaikan dia tau akan menimbulkan segala untaian haru atau syahdu menggeram. Rintik sebuah kata tak terucap mengalir lembut di alunan malam tak berasa tak bernyawa. Hening diri bicara dalam diam menuntun hasrat akan kabar yang menjelma menjadi sebuah putusan dalam sebuah awalan perjalanan. Goyah yang hanya diri ini tau akan makna itu tanpa bisa menafsirkan secara lebih lugas untuk sebuah penantian. Entah disana tak bersua tak bertatap pertemuan dalam malam merajut untaian kata terjalin dalam doa, pantaskah itu untuk melantun ke atas sana mengetuk segala puji mengharap sejuta pamrih untuk diri yang pantaspun jelas sebah kata yang tak akan bersemayam tepat di sebuah lubuk hati yang terdiam. Jika kita menghijrahkan cinta; dari kata benda m

Hidup Dalam Perbedaan Tanpa Membedakan

Gambar
Mungkin ini satu-satunya tulisan yang bernada serius. Berhubung kurang bisa bernada tapi setidaknya ini merupakan manifestasi atas hiruk pikuk suara yang saling bertentangan diluar sana dan didalam sini. Sebelum kalian menyuarakan toleransi sudah seberapa tolerankah kalian, jangan membumbung tinggi dulu tentang sebuah keyakinan karena itu abstrak. Jangan hanya berkata mengenai minoritas dan mayoritas, karena pembahasan itu tak akan ada habisnya. Lucunya bangsa ini saling menghujat dengan kebenaran dan kesalahan, dipermainkan bak anak kecil yang menanti sepasang kekasih kembai dari peraduan untuk membawakan mereka kegembiraan. Kenapa kita begitu senang dengan permainan untuk sebuah perpecahan bukan sebuah pujian antara satu dengan lainnya. Intelektualitas tinggi bukan sebuah ukuran kita dapat bermain dengan penuh canda tawa bukan untuk saling menjatuhkan untuk keduanya.  Kita tenggelam oleh ambisi, diselamatkan oleh egoisme, bersyukur diatas sendu, dan tertawa untuk segalanya entah i

Pilihan

Pilihan kali ini nampanya adalah awal bagi segalanya. Mengakhiri yang telah berlalu dan mengawali masa yang akan ditempuh kedepannya. Bingung? Wajar. Berada disuatu tempat yang nantinya akan berlabuh entah kemana. Meninggalkan hal yang pernah dilewati sebelumnya atau meneruskan apa yang telah terjadi untuk kesekian kalinya dan mengakhiri cerita. Mengeluh, sempat beberapa saat ini menjadikan diri ini sebagai orang yang selalu mengeluh untuk setiap keadaan sebelum berada di persimpangan ini, kedepannya keluhanpun nampak tak dapat terhindar. Apakah bijak jika ini tertentukan sendiri. Saat ini semua telah tertinggal dan memulai asa yang baru, mungkin aku akan berkata. Sampai jumpa dikala kami telah menjadi senja.

Senja Dipenghujung Lara

Gambar
Malam ini ku bertanya pada untaian kata. mengapa begitu indahnya terurai membasuh luka tanpa lara. Mungkin ini awalnya. Begitu sekiranya yang dusta katankan teramat indah dan haru untuk didengar. ini adalah sebuah untaian makna yang telah tersimpan lama dipenghujung jemari tak terelakan hingga malam ini terbuka untuk pertama kali setelah sekian lama rebak pesonanya tak tampak oleh mata. Mata hati mungkin iya, dia memandang lebih dalam untuk menemukan suram apa yang kau alami hari ini, bertanya pada diri sendiri. Mengapa kau hadir untuk sepersekian kalinya mengindahkan yang lara dipenghujung senja yang telah sirna eloknya. Berupa kata yang sering kau dengar bukan harapan yang akan kusampaikan kali ini. Alunan roma suara mu ditengah keheningan yang jarang aku menemuinya, desir alun belaian kata mu terlampau bahagia untuk ku dengar setiap saat. Akankah esok menjadi kini, menarik hari untuk kemari untuk menyemai mimpi yang mulai terisi oleh bejuta rasa. sumber

Hanya Untaian Lembayung Kata

Gambar
Setelah lama tidak bercerita. Malam ini merupakan untaian sajak yang hendak menapak hari lalu. Bukan bercerita tentang rindu, karena itu hanya palsu untuk saat ini. Untuk besok, entah, itu masih besok kenapa jawaban harus muncul sekarang. Berspekulasi dengan takdir, beranikah diri untuk mendahului. Menunggu tapi mengejar, bukan berlari, banyak yang ingin menujumu, aku. Terlalu jauh saat ini, aku bersyukur dapat menghela rindu yang belum jadi milikku yang hanya sebatas dan terbatas. Kenapa mesti kamu, kenapa tidak dia, kenapa tidak mereka, mengapa tidak apa. Bukan untuk selalu, tetapi menunggu, ya itu pasti, waktu pasti datang dengan seuntai lembayung kata yang ingin dua insan dengar, bukan hanya dua insan, melingkup bahtera besar keluarga itu haru sendu yang menggebu. Saat itu, bukan sekarang, besok? entah. Yang mamu memberi jawaban saja belum datang "waktu" mari tunggu sejenak, apa sekejap saja, ingin cepat, pasti. Jangan terburu, rindu pasti bertemu dikala bahagia terlalu i