Rindu tak berujung malang beriringan
Banyak yang tidak terceritakan selama beberapa bulan ke belakang. Entah sibuk dengan yang seadanya ataupun yang ada-ada saja. Perjalanan hidup masih seperti biasa yang tak tertulis walaupun tertulis di halaman ini. Setiap lembar yang terbagi mungkin hanya akan jadi sebuah memori. Yang pergi takan berulang, yang lalu takkan berlalu, yang sudah biarlah sudah. Drama berkelanjutan tanpa skenario tertulis terus dimainkan seakan para aktor hafal akan setiap bait isi. sering terjatuh seakan tak ada luka yang membekas tampak menoreh disana. Meluap tak berbentuk mengiringi setiap ucapan kata tak berasa. Batasan pasti ada untuk setiap apapun yang telah berjalan, itu terlihat tampak jelas ataukah terbias samar, cukup terbuai untuk menjalani yang ada tanpa tau akhir menanti disana. Kau kira melodi indah selalu berakhir dengan cerita cinta kasih untuk selalu bersama. Rembulan takkan pernah bertemu indahnya mentari pagi...Ya, mungkin mengiringi dari jauh tanpa bisa menyapa. Melihat tanpa bisa menggapai untuk sekian kalinya terus berulang tapi tetap bertahan untuk melakukan itu setiap saat. Mau Marah.. Itu Fitrah.. Nikmatilah walupun itu bukan untuk sendiri, berbagilah walau itu pedih, setidaknya bintang selalu menemani Rembulan. Percayalah walau memahami itu sulit, bahwa yang indah tak selalu itu indah. Matahari pun menikmati senyuman Rembulan di setiap malam tanpa bisa mengugkapkan apa yang ingin ia katakan. Karena ada yang lebih dari seongggok kata untuk menyatakan itu. Betapapun jauhnya asa tak tersampaikan, cuma belum waktunya, cuma belum saatnya. Kembali beretorika di bumi beradab santun, membimbing kalbu iringi hari tanpa henti kirimkan untaian nafas tak berkata entah merdu atau syahdu hanya terasa untuk sementara.
Berjalanlah untuk setiap hela yang terhembus.
Sumber
Komentar
Posting Komentar