For My Friend Amar
Ketika mentari tersamarkan oleh derasnya sebuah harapan dan sebuah impian yang sedikit demi sedikit sirna, seorang lelaki berdiri menanti akan ada nya jawaban, untuk sebuah pertanyaan. Rintik hujan basahi jiwa ini yg telah tak terisi oleh yang namanya kasih sayang dan harapan. Semua nya seakan sirna ditelan pekatnya mendung yang tengah menggantung di cakrawala senja. Gundah dan gelisah tersingkap dari dalam benak nya mengapa ini harus terjadi, sirna lah sudah semuanya ia memekik dengan jeritan jiwa yang kelam dan mulai terisi dengan hal hal yang meracuni pikirannya. Ia hanya terlambat mengucapkan kata itu kepada gadis yang telah membuat hari nya indah penuh warna, penuh cinta, dan penuh harapan di benak nya. Sepersekian detik keterlambatan membuat nya menderita sebegitu hebat nya bak mentari yang ditelan secara perlahan oleh kegelapan. Perjuangan selama ini seketika hancur tak berbentuk tapi tetap meninggalkan bekas luka dalam di hatinya, begitu perih merasakan penderitaan ini. Berusaha melupakan hanya akan menggali kenangan lama yang akan semakin sulit dilupakan terus berdengung di pikiran dan tak akan mau pergi. Apakah ini penyakit, bukan tentunya ini hanya luka lama yang tengah berjuang untuk sembuh. Menderita dalam sakit dan duka dimana hati dan jiwa sedang beradu dan bergolak antara dia dan keterlambatannya menyatakan cinta...
Cinta seperti kupu-kupu yang terbang melayang sayap nya warna warni memabukan bila kau kejar ia terbang semakin jauh bayang nya pun takan mungkin kau raih bilau engkau diam ia akan datang menghampiri hinggap di hati mu.
Tak perlu kau berlari mengejar mimpi yang tak pasti hari ini adalah mimpi maka biarkan ia datang dihati mu.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdan itu bukan foto saya
BalasHapusHAha po yo arep tk pasang foto mu sing nggo tali abang nang sirah mu.hehe
BalasHapusHAha po yo arep tk pasang foto mu sing nggo tali abang nang sirah mu.hehe
BalasHapusternyata amar mampu menjadi sumber inspirasi buat dwi untuk membuat tulisan seperti ini, hohooo...
BalasHapusHaha, lha itu lah namanya teman mbk, saling bisa tahu masalah satu sama lain.hehe
BalasHapusWus bahasane duwur, hahaha terkontaminasi dengan pak ebiet mesti :D
BalasHapushooh e mut
BalasHapus